Selasa, 13 April 2010

ANAK MEMBUTUHKAN PENDIDIKAN YANG SESUAI DENGAN ZAMANNYA

Tujuan universal dari pendidikan yang dilakukan oleh orang tua atau yang lainnya dengan susah payah dan penuh semangat itu adalah mempersiapkan anak agar mampu menjalani kehidupan ini dengan baik sebagaimana layaknya seorang muslim. Kehidupan seperti ini tidak akan pernah didapat kecuali jika ia baik dengan akhlaknya, perilakunya dan hubungannya dengan sesamanya. Kehidupan semacam ini juga hanya bisa diraih jika ia sukses dalam pekerjaannya, sehingga jati dirinya teraktualisasikan dan darinya pula ia mencari rezeki.
Dewasa ini kita menyaksikan perubahan yang begitu cepat dalam semua sisi kehidupan, yang segera di susul dengn munculnya banyak hal. Perubahan paling signifikan dari semuanya itu adalah terbukanya berbagai kesempatan dan hadirnya tantangan tantangan baru. Sementara untuk menghadapi berbagai tantangan ini dan untuk memanfaatkan peluang peluang yang ada, anak anak dituntut untuk memiliki ilmu dan persiapan persiapan baru yang juga harus disertai dengan adanya pendidikan baru.
Tidak benar kalau kita mengatakan bahwa setiap metode dan cara pendidikan yang pernah diterapkan oleh keluarga dan guru guru kita saat mendidik kita adalah benar. Hal iniah yang menjadi fokus awal kita. Kita akui bahwa mereka memang telah bekerja dengan segenap daya upaya mereka untuk pendidikan, tetapi tidak ada jaminannya bahwa apa yang telah mereka lakukan itu benar.
Jika kita katakana bahwa mereka telah melakukan yang terbaik dalam mendidik kita, itu bukan berarti bahwa metode pendidikan yang mereka terpakan juga cocok untuk setiap zaman dan generasi. Kemampuan untuk mengamati kemajuan yang kita miliki membuat kita layak untuk menanti lahirnya sebuah generasi yang pendidikannya lebih baik dari apa yang telah didapat oleh para orang tua mereka sebelumnya. Mengapa demikian, karena mestinya kita bisa mengambil pelajaran dari pengalaman mereka dan melihat sisi-sisi kekurangannya sehingga menjadi luaslah cakrawala pandangan kta sebagaimana luasnya pandangan orang yang berada di atas pundak raksasa.
Lingkungan baru menuntut rasa percaya diri, kemampuan dalam mengendalikan diri, lembut dalam berinteraksi, efektif dalam bekerja, akurat dalam memahami sesuatu, dan bergegas dalam melakukan hal hal positif. Dalam lingkungan baru ini, tuntutan-tuntutan semacam ini jauh lebih besar ketimbang apa yang pernah dipunyai dan dikerjakan oleh generasi sebelum kita. Dan nilai-nilai luhur ini bisa tumbuh dan efektif jika didukung dengan pengalaman, cara, dan metode pendidikan baru.
Kita akan rugi banyak bila pendidikan kita jadikan sebagai alat untuk mewariksan apa yyang telah di tinggalkan oleh para pendahulu kita, lalu mewariskan kembali kepada putra putri kita dengan tanpa menyaring, menyeleksi atau memilih. Sejarah menjadi saksi atas kesewenangan bangsa-bangsa yang telah menjadikan pendidikan sebagai alat untuk menjustifikasi nillai-nilai status quo tanpa pernah mau menerima reformasi, kritik, pengembangan, dan perubahan walau sederhana sekalipun.
Putra putri kita diciptakan untuk hidup pada zaman yang berbeda dengan zaman kita. Karena itu, mereka membutuhkan pendidikan yang tidak sama dengan pendidikan kita.

MENERIMA ANAK APA ADANYA

Anak-anak kita mencintai kita karena kita memberikan cinta kita kepada mereka tanpa syarat. Dan memang harus seperti inilah sikap kita. Anak-anak merupakan hadiah dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Maka kita harus menerimanya, apapun keadaannya. Seorang manusia kadang dianugerahi anak yang cacat fisiknya atau lemah daya nalarnya, memiliki potensi untuk gemuk atau menjadi kurus. Namun kita tetap harus rela menerima kehadirannya. Kerap kali terjadi seorang bapak atau ibu gelisah karena perkara yang sebetulnya tidak harus membuat mereka gelisah. Misalnya ketika mereka melihat anaknya lambat berjalan atauu telat berbicara, atau mereka mendapati anaknya suka minder. Setelah hari demi hari berlalu, ia sadar bahwa kegelisahannya bukan pada tempatnya, dan kesuksesan yang berhasil diraih anaknya ternyata jauh lebih besar dari apa yang pernah di khawatirkannya.
Saya menyeru kepada bapak dan ibu agar memiliki wawasan pendidikan sekadarnya yang menjadikan mereka mampu mengenal karakteristik anak di setiap jenjang perkembangan usianya, sehingga mereka tidak terjebak ke dalam kekhawatiran dan pikiran yang macam-macam. Pengetahuan semacam ini saja sudah cukup bagi mereka agar mereka bersikap benar dan tidak berlebihan dalam melihat kondisi anak. Karena itu, jika ada satu saja di rumah buku rujukan yang baik tentang pendidikan anak, maka hal itu sudah cukup.
Pesa saya agar anda menerima anak apa adanya, bukan hanya karena factor akhlak atau perasaan semata, tetapi hal ini memang sangat penting. Karena anak yang diterima oleh orang tuanya dengan apa adanya, termasuk kekurangannya, akan tumbuh dengan percaya diri dan akan senang dalam hidupnya, sekalipun dia merasa punya kekurangan. Dan kekurangan itu justru mendorong dirinya untuk mempunyai semangat yang tinggi, sehingga ia mampu memetik manfaat dari segala potensi yang dimilikinya dan dapat menggunakan waktu yang dimilikinya semaksimal mungkin. Anak ini juga akan mempunyai kemampuan besar untuk menghadapi berbagai tantangan yang menghadangnya.
Penerimaan kita terhadap anak yang cacat itu akan menjadi bekal bagi dirinya sehingga hal itu menjadi penopang yang berarti dalam kehidupannya di masyarakat. Penopang tersebut akan memberinya suntikan keyakinan dan rasa percaya diri yang jauh lebih besar dari apa yang kita bayangkan. Sebaliknya anak yang cacat dan kekurangan-kekurangannya sering disebut-sebut atau dipermainkan oleh keluarganya, maka hal itu akan sangat mempengaruhi dan mengganggu pertumbuhan akal dan fisiknya.
Maka mari kita lupakan kekurangan yang ada pada anak kita, seraya memusatkan perhatian kita untuk dan mengembangkan sisi-sisi kekuatan dan kelebihan yang dimilinya. Sehingga Allah Sang Pencipta mengganti kekurangan itu dengan berbagai kebaikan dan hasilnya.

Jumat, 30 Oktober 2009

AYAM BE TUTU

Sebenarnya masakan ini hampir sama dengan ayam ingkung yang dari jawa. Hanya saja dari bumbu masakannya serta cita rasanya ada perbedaan rasa yang mencolok sekali. Mungkin hal ini di sebabkan oleh penggunaan santan pada ayam ingkung sehingga menimbulkan rasa yang gurih sedangkan pada ayam be tutu tidak. Tentu saja perbedaan ini tidak mengurangi kenikmatan kuliner yang satu ini.
Resep Ayam Be Tutu
• Bahan :
- 1 ekor ayam, bersihkan bagian dalamnya (lebih enak pake ayam kampung)
- 1 buah jeruk nipis
- 1 sendok teh garam
- 2 ikat daun singkong ( rebus kemudian iris )
- 3 batang serai iris tipis (bisa diganti atau ditambahkan dengan bongkot /kecombrang yang di iris)
- 4 lembar daun jeruk
- 3 sendok makan minyak untuk menumis
- Daun pisang secukupnya
• Bumbu yang dihaluskan :
- 10 siung bawang merah
- 8 siung bawang putih
- 6 buah cabai merah
- 4 buah cabai rawit merah
- 1 sendok teh terasi
- 3 ruas jari kunyit
- ½ sendok makan ketumbar
- 2 ruas jari jahe, parut
- 2 ruas jari lengkuas, parut
- Garam dan gula merah secukupnya
Cara membuat :
1. Lumuri ayam dengan air jeruk nipis dan garam, diamkan kurang lebih 10 menit, sisihkan.
2. Tumis bumbu halus dalam minyak yang panas hingga harum, tambahkan dengan serai iris serta daun jeruk.
3. Sisihkan bumbu tumis menjadi dua, satu bagian campur dengan daun singkong dan sisanya lumurkan pada seluruh bagian luar ayam tusuk-tusuk badan ayam dengan garpu agara bumbu lebih mudah meresap
4. Masukkan daun singkong yang telah dibumbui ke dalam rongga ayam
5. Bungkus ayam dengan daun pisang. Panaskan panci pengukus, kukus ayam selama kurang lebih setengah jam (30 menit), angkat.
6. Panggang ayam yang telah dikukus hingga matang, angkat.
7. Sajikan ayam dengan cara dibelah dengan isinya.
Catatan :
1. Jika tidak ada daun pisang bisa di ganti dengan aluminium foil tapi lebih baik menggunakan daun pisang
2. Sebenarnya panci presto bisa digunakan untuk mempercepat proses pematangan
3. Setelah dikukus ayam juga langsung bisa di nikmati tanpa harus di bakar lagi
4. Selamat mencoba

Rabu, 21 Oktober 2009

Urapan Khas Bali

Bahan:
  • 200 gr kol, iris halus
  • 200 gr kacang panjang, potong pendek
  • 100 gr tauge (kecambah)
  • 25 gr kacang tanah goreng

Bumbu:

  • 100 gr kelapa muda, parut memanjang
  • 15 siung bawang merah iris tipis
  • 15 siung bawang putih iris tipis
  • 20 bh cabe rawit iris tipis
  • 1/2 sdt garam serta terasi secukupnya (satu ruas jari)
  • 2 bh jeruk limau

· Minyak Goreng untuk menumis

Cara membuat:

1. Rebus kol, kacang panjang dan tauge hingga lunak, angkat, tiriskan.

2. Tumis Bawang Merah dan Putih serta Cabe serta terasi hingga harum beri sedikit garam

3. Campur kelapa bersama bumbu yang telah di tumis

4. Sajikan urapan kol, kacang panjang dan tauge dengan bumbu kelapa, lengkapi dengan jeruk limau

5. Sajikan unutk 4 orang

Author

Translate

 

Categories

Followers

Loving Bali Island Copyright © 2009 DarkfolioZ is Designed by Bie Blogger Template for Ipietoon
In Collaboration With fifa